Inflasi
yang kelewat tinggi akan membuat biaya produksi barang di Indonesia tinggi
juga. Akibatnya, produsen terpaksa meningkatkan harga barangnya. Kalau barangnya itu adalah ekspor, maka
kenaikan harga bisa mengakibatkan permintaan permintaan terhadap barang
tersebut dari luar negeri berkurang. Permintaan barang dari luar negeri yang berkurang
akan mengakibatkan ekspor kita rendah. Jika ekspor kita rendah,
sementara impor kita tinggi, maka kita akan mengalami defisit neraca
perdagangan yang bisa berpengaruh negatif terhadap jumlah devisa kita,
sekaligus membuat nilai tukar Rupiah melemah. Jika ekspor berkurang dan impor juga berkurang,
maka volume perdagangan akan menurun, tetapi masih berada di keseimbangan
tertentu. Ini bukan tidak mungkin. Katakanlah konsumsi apel impor
kita berkurang, maka impor buah apel pun akan turun. Masalahnya, sebagian besar
impor Indonesia berupa bahan baku yang penting untuk industri, sehingga
kecenderungan yang terjadi adalah, tak peduli harga barang impor mahal atau murah, Indonesia
tetap impor.
Dari
uraian diatas, bisa kita simpulkan bahwa kaitan antara nilai tukar dan inflasi
terutama terjadi karena adanya impor dan ekspor. Di era globalisasi ini, tak
ada satu negara pun yang bisa bertahan tanpa melakukan hubungan perdagangan
dengan negara lain, termasuk Indonesia. Baik ekspor maupun impor, keduanya tak
terhindarkan. Kita tidak bisa melarang impor sama sekali maupun menghentikan
ekspor tanpa alasan. Yang perlu dilakukan oleh pemerintah adalah mengendalikan
ekspor dan impor agar mencapai titik keseimbangan tertentu. Pemerintah juga
memiliki tanggung jawab untuk menjaga nilai tukar Rupiah, diantaranya agar
harga-harga barang di pasar lebih terkendali. Jangan sampai terjadi harga-harga
melambung tinggi dan masyarakat mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Sedangkan bagi kita sebagai masyarakat awam, alangkah baiknya jika
kita memprioritaskan konsumsi barang made in Indonesia daripada barang impor.
Barang produksi dalam negeri toh seringkali berkualitas tak kalah dari produk
impor.
0 comments:
Post a Comment